Bagaimana menurut anda tentang Blogger ini?

Sabtu, 13 Agustus 2011

The Magical of School - Chapter 2 "SEJARAH


<< Flashback mode:off >>
            Ada seorang wanita tua sedang berlari tergesa-gesa di sebuah hutan. Sebenarnya hutan itu terlarang, tapi ada sesuatu hal yang membuatnya berlari sampai kesitu.
            “Hoshhh…hoshhh…” wanita itu berhenti sejenak. Peluh menetes di pipinya, tapi tidak dihiraukannya. Dia terus menengok kebelakang. Suara teriakan yang seram membuatnya terus berlari ketakutan.
            “Jangan lari kau, Mariam!! Aku takkan pernah melepasmu!!” teriakan seorang lelaki membuatnya terus berusaha untuk berlari. Sebentar-sebentar dia terjatuh, kemudian berdiri lagi.
            Mariam –nama wanita itu- mendapati sebuah gubuk kecil. Mariam merasa dia dapat aman disana, karena telah mengambil jalan memutar yang tidak diketahui lelaki itu. Mariam mengerang kesakitan, tau-tau terdengar suara tangisan bayi. Di menoleh kearah kakinya dan mendapati seorang bayi laki-laki tengah menangis. Mariam sangat heran, sejak kapan dia hamil? Bukankah selama ini dia tidak pernah menjalin hubungan apapun dengan lelaki manapun. Bahkan perutnya juga tidak besar tadi. Tapi mengapa sekarang tiba-tiba dia melahirkan bayi laki-laki?
            Tiba-tiba, angin berhembus kearah gubuk itu. Terlihat selembar kertas terbang dari luar kedalam gubuk itu melalui jendela. Mariam segera mengambilnya, dan membaca isinya.

Tolonglah, rawat bayi itu baik-baik. Ajarkan apa yang kau tau. Kelak bayi itu akan berguna bagi kau dan untuk Lourius. Dia akan menjadi masa depanmu. Jangan bertanya darimana datangnya bayi lelaki itu. Kau harus merawatnya seperti anakmu sendiri, ajarkan apa yang selama ini kau ajarkan. Kau harus memberinya nama, Gedsoen Damanik. Sesuai namamu. Mariam SiberGED SEONdirto DAMANIK. Kuharap kau tidak mengecewakanku.
From
                                                                                                                                - Someone-

            “Seseorang?? Siapa dia?” Mariam bertanya dalam hati.
            Hari berganti hari, Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Sudah 5 tahun Mariam merawat anaknya itu. Suatu hari, terdengar ketukan pintu yang keras dari gubuknya. Tanpa pikir panjang, Mariam yang sedang memasak didapur segera berlari menuju pintu. Dibukanya pintu yang sedari tadi diketuk dengan kasar.
            “Yaa,, tunggu sebentar.”
            “Ka..ka..kauu??” Betapa terkejutnya Mariam ketika melihat lelaki yang ada didepannya adalah lelaki yang mengejar-ngejar dirinya lima tahun yang lalu.
            “Ma..mau apa kau kemari?” Mariam bertanya sambil gelagapan. Tubuhnya gemetar, dan keringatnya mulai bercucuran. Hati kecilnya mengatakan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Terutama bagi anaknya.
            “Masih berani kau bertanya? Apa selama 13 tahun aku mencarimu, lima tahun lalu aku terus mengejarmu, dank au tak tau apa maksudku? Jangan berpura-pura! Serahkan dia padaku atau kau akan mengakhiri hidupmu dengan tragis.” Ucap Lelaki itu geram.
            “Van Goo Kim? Apa maksudmu? Aku tak mengerti.” Ucap Mariam pura-pura tidak tahu. Padahal dalam hatinya dia sudah berdoa agar sesuatu yang selama ini tidak ingin terjadi tidak akan terjadi.
            “Pintar sekali kau. Berlagak tidak tahu didepanku. Tak usah au tutupi topengmu itu! Pura-pura tak tau. Kau pikir aku manusia bodoh? Untuk apa selama ini aku mengejarmu? Apa hanya untuk mengetuk pintu gubukmu yang kumuh ini? Tentu saja tidak! Aku ingin bayi itu! Serahkan padaku!! Cepatt!!!!” Van Goo Kim atau biasa dipanggil Lopus mulai geram dengan Mariam. Cowok berkebangsaan Korea-Belanda itu mengepalkan tangannya, menahan emosi selama 13 tahun.
            “Apa?? Bayi apa? Aku tak punya bayi. Bagaimana aku bisa mempunyai bayi jika tak ada satu pria pun di hutan ini.” Mariam mencoba tenang dan menahan keinginannya untuk segera membawa lari Ged –Gedsoen Damanik- dari situ.
            “Aktingmu itu memang sungguh bagus!! Tapi hanya untuk manusia bodoh seperti Kant.”kata Lopus memanggil salah satu pria bernama Kant yang pernah menjadi bagian dalam percintaan Mariam.
            “Lopuss!!!! Berhenti kau mengejek Kant. Dia ridak bodoh!! Dia sangar pintar!! Dia mau melakukan itu karena dia menyayangiku!! Tidak seperti kau!! Menyelipkan pil hasil eksperimenmu dalam sarapanku! Kau pikir selama ini aku tak tau?? Kau salahh!! Kalau bukan karena Kant, mungkin sekarang aku sudah gila karena mempercayai CINTA mu!! Cinta terpayah dalam hidupku!!” Mariam mengeluarkan semua uneg-unegnya. Kejanggalan hatinya mulai sedikit demi sedikit menipis. Sementara itu, Lopus Cuma bisa berdiri kaku mendengar semua perkataan Mariam.
            “Kau mungkin tak akan tau yang sebenarnya. Aku memang benar mencintaimu. Sampai detik ini pun aku masih mencintaimu.” Kata Lopus akhirnya.
            “Diam kau!! Aku tak mau mendengar kata-kata Cinta palsu darimu!!” Mariam sudah muak dengan semua perkataan Lopus.
            “Akan kujelaskan semuanya.”
            “Aku mencintaimu.. Sangat sangat mencintaimu.” Kata Lopus sambil menerawang.
            “Mencintaiku?? Hahahaa.. Bullshit lah semua katamu!!”
            “Dengarkan aku. Pertemuan saat itu. Saat aku sedang berburu di hutan, dan aku melihat seorang wanita yang menangis ketakutan. Aku seperti merasa ikut ketakutan. Tanpa kutau kenapa, aku mendekatinya dan membuatnya berhenti menangis. Tak kusangka ternyata dia Putri seorang Perdana Menteri di Inggris. Yang ternyata saat itu tersesat saat mereka sedang berkelana, menghindari kejaran prajurit dibawah kekuasaan Ratu, yang menyangka Sang Putri telah mencuri Kristal dan kalung berharga milik Inggris. Aku membawanya pulang. Sejak saat itu aku menyukainya. Bukan hanya menyukainya, tapi sangat mencintainya.”
            “Apakah wanitaitu aku?” Tanya Mariam hati-hati.
            “Ya. Wanita itu kau. Aku sudah berencana akan mengabarkanmy bahwa kita akan segera menikah. Tapi Kakekku, Lee Kyun Joong tak merestuinya. Padahal Ayah dan Ibu merestui. Aku berniat untuk membawamu pergi dan hidup bersama sendiri. Tapi aku kaget, saat aku hendak menghampirimu yang sedang di taman. Aku melihat kau bersama Kant, adikku bermain kejar-kejaran, berlarian dan sangat bahagia. Hatiku remuk. Tak kusangka ternyata selama ini dugaanku salah. Ku pikir walaupun tak pernar memberitahu tentang rencana pernikahan pun kau akan siap. Tapi ternyata tidak. Kau malah berduaan dengan Kant tanpa memikirkanku. Hal itu mulai membuatku berubah, aku seperti serigala buas. Tapi juga kadang seperti Goo Kim yang baik hati. Aku seperti berkepribadian ganda. Saat itu tak tau kenapa aku ingin membunuhmu. Aku mengejarmu sampai hutan ini. Sambil membawa beberapa senjata aku mengejarmu. Waktu itu aku seperti merasa bukan diriku yang sebenarnya. Saat mau makan, aku merasa aku seperti dimasuki sebuah roh. Dirasuki. Yang perlahan-lahan akan membunuhku sendiri. Aku melakukan eksperimen, sengaja berbohong pada Ayah, Ibu, Kakek, Kau, juga Kant. Aku mulai mencampurkan bahan sesuai keinginanku. Tanpa kuhitung berapa derajat, mili, atau apalah. Melalui beberapa proses, akhirnya bibit itu jadi. Keesokan harinya, aku mengendap-endap ke dapur dan memasukkan bibit itu dalam sarapanmu. Kau bahkan tidak mengetahui bahwa ada bibit itu. Aku seperti mau mati saat kau menelan bibit yang dicampur dengan makananmu. Tapi sebagia diriku juga puas. Aneh bukan?? Aku sungguh minta maaf. Dan sekarang aku akan membunuhmu. Supaya kau tak hadir dalam bayanganku. Kemudian mengambil Ged, dan membawanya pergi bersamaku.”
            “Lopus?? Kau sudah gila?? Dan  dari mana kau tau namanya?”
            “Bukan urusanmu. Kemarilah, aku akan mulai membunuhmu secara perlahan-lahan.” Lopus mulai gila, dia membuka pedangnya, melangkah maju dengan hati-hati kea rah Mariam. Mariam mundur hati-hati. Sampai diranjang, Mariam mengambil Ged yang sedang tertidur pulas. Langkahnya mulai bergerak kesamping. Sampai menyentuh gagang pintu. Dengan hati-hati Mariam membuka gagang pintu.
            “Ceklekk..” Ternyata Lopus tak sebodoh yang dia kira. Lopus mempercepat langkahnya. Pedang yang ada ditangannya dia goyang-goyangkan.
            Mariam sedikit takut dengan Lopus. Tapi cepat-cepat dia membuka pintunya. Yang dipikirkannya saat ini hanya kabur dan membawa Ged ke tenpat yang aman.
            “Maafkan aku, Lopus. Tapi aku harus pergi.” Kata Mariam lalu berlari sekencang-kencangnya. Tapi aneh, Ged sama sekali tidak terbangun.
            Sudah satu jam Mariam berlari. Kini dia telah sampai di sebuah desa. Untung saja Lopus masih jauh dibelakang. Sementara Ged masih tertidur pulas.
            “Aku harus mencari transportasi.” Mariam melihat sebuah gerobak menganggur. Tanpa piker panjang Mariam segera mengambilnya, meletakkan Ged di dalamnya dan berlari sekencang-kencangnya.
            “Bertahanlah, Ged. Aku akan membawamu ketempat yang aman.” Kata Mariam.
            Sudah dua hari mariam berlari dengan gerobak. Dia telah tiba di kota. Kebingungan mencari tempat untuk menitipkan Ged.

London, Inggris.
            Sepasang suami istri sudah siap dengan barang-barangnya untuk pergi ke bandara.
            “Sofi, apa semua barang sudah siap?” Tanya suami itu.
            “Sudah, Indra. Kita berangkat ke bandara sekarang?” Tanya Sofi.
            “Tentu.” Jawab Indra.
            Begitu mereka membuka pintu, mereka melihat ada seorang bayi dengan 8 kalung berbandul cincin di tubuhnya. Tubuh mungilnya dibalut dengan kain berwarna putih dan diletakkan di dalam keranjang. Keduanya kaget saat melihat bayi laki-laki itu. Mereka mengambilnya, mengambil kalung, serta sepucuk surat yang diselempitkan di kalung yang dikenakan bayi itu. Sebuah kalung emas putih dengan bandul kotak yang bisa dimasukkan sepucuk surat kecil. Bentuknya sangat indah.
            Indra membuka surat itu dan membaca,,
            Untukmu,,
            Sepasang suami istri yang belum dikaruniai anak selama setahun sejak perkawinannya.
            Rawat baik-baik, jangan kau telantarkan bayi ini. Jangan pisahkan kalungnya dengan dia. jangan pisahkan! Dan juga 8 kalung cincin itu. Ada dua dari setiap kalung yang memiliki warna yang sama. Biru, Merah, Hijau, dan Emas. Kalung itu akan berharga dimasa depan. Ikuti perintahku! Kalung biru, letakkan di tong sampah bandara. Kalung merah, letakkan di bawah meja nomor 8 Café Stempioner. Kalung hijau, letakkan di depan kantor pos. kalung emas, simpan baik-baik. Kelak dia besar, tiba saatnya kau akan menyerahkan padanya. Kalung itu akan memberikan mereka petualangan tak terhingga. Takdir menunggu 8 anak pilihan. Termasuk anak ini. Sekolahkan ditempat yang tepat di Indonesia. Bukankah kalian akan pulang ke tanah air kalian? Beri nama dia, Gabriel Stevent Damanik. Sembunyikan nama belakangnya. Ganti menjadi Gabriel Stevent.
                                                                                    Tertanda,,- kautakperlutauaku-

2 komentar:

  1. wahhh........
    jdi pnasaran nich
    lnjut kak....!:-D

    BalasHapus
  2. ini kenapa bikin kepo yaaa.. lanjut dong udah dua tahun nih..



    Janga lupa juga kunjungi blog gue yaa: obatkistatradisional

    BalasHapus